Cuma Modal Rp58 Juta, Wanita Ini Sulap Kontainer Jadi Sebuah Hunian!
Kreativitas tidak terbatas membuat ibu satu anak ini menginspirasi banyak orang berkat idenya. Lulu asal Argentina ini harus pindah dari rumahnya ke AS, dan di sana ia memiliki rencana yang cemerlang.
"Saya harus pindah dari rumah tempat saya tinggal, dan seorang teman berkata, 'mengapa kamu tidak membangun sesuatu?', Itu terdengar seperti ide yang bagus," kata Lulu kepada Fair Company.
Dengan hanya bermodalkan uang 4000 dolar AS (Rp58 juta), Lulu mengubah sebuah kontainer pengiriman barang seluas 160 kaki persegi (sekitar 14 meter persegi).
Sulap kontainer jadi sebuah hunian
Kontainer yang dia yang digunakan ini biasanya untuk mengangkut barang-barang ke dari China. Kemudian Lulu menyulap kontainer tersebut menjadi rumah layak huni. Tentu untuk dirinya dan putrinya sehingga bisa tinggal di dalamnya.
Lulu juga bertekad untuk membuat masa depan menjadi lebih cerah untuk dirinya dan buah hatinya. "Ketika kamu tidak punya uang, kamu akan menjadi kreatif," kata Lulu.
Lulu yang menyulap kontainer jadi sebuah hunian
Lulu memanfaatkan ruang yang sangat kecil itu dengan membuat dapur, ruang keluarga, dan bahkan area bermain kecil untuk putrinya.
Tak punya keahlian dalam bidang konstruksi sebelumnya, Lulu membawa barang rongsokan dan mendaur ulang potongan-potongan kecil untuk rumah barunya.
Lulu juga mendaur ulang jendela, pintu, lantai, lemari, bak cuci, bak mandi dan toilet, yang semuanya dalam kondisi baik, Kompor dan pemanas murah juga tersedia dan bisa digunakan untuk memasak air dan memasak makanan.
Sulap kontainer jadi sebuah hunian
Lulu tak menyesali keputusannya itu, karena rumahnya yang murah bisa membuat dia dan anaknya hidup secara normal. "Ini adalah manfaat lain dari sebuah kontainer, kamu bisa langsung pindah! Kamu juga bisa memiliki rumah dengan cepat. Sangat luar biasa," tutup Lulu.
Artikel ini pernah tayang di Suar.id dengan judul Modalnya Rp58 Juta, Janda Satu Anak Nekat Sulap Kontainer Jadi Rumah, Begini Hasilnya!
Sumber
Komentar
Posting Komentar